Solusi
Tuntas bagi Para

Pecinta
Burung yang Cerdas

Istirahatkan Indukan Murai Setelah 3-4 Kali Produksi

Istirahatkan Indukan Murai Setelah 3-4 Kali Produksi

Persaingan murai batu tak hanya terjadi di lapangan alias arena lomba, latpres, dan latber burung kicauan. Kalangan breeder/penangkar/peternak murai pun bersaing dalam menghasilkan anakan murai batu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Para pemain umumnya lebih menyukai breeder murai batu yang fokus pada kualitas, terlebih jika memiliki indukan trah prestasi alias trah jawara.

Nah, ketika permintaan meningkat, para breeder murai batu trah juara pun tergoda untuk menghasilkan anakan sebanyak-banyaknya. Cara yang dilakukan antara lain menambah jumlah pasangan induk. Namun tidak sedikit pula yang mengambil jalan pintas dengan memforsir pasangan induk agar terus-menerus berproduksi, nyaris tanpa istirahat kecuali saat mabung.

ternak-murai-batu

Cara yang disebut pertama lebih dianjurkan daripada memforsir indukan agar terus-menerus berproduksi. Soalnya burung bukanlah mesin produksi yang bisa dipergunakan secara terus-menerus. Bahkan mesin produksi pun secara berkala menjalani masa istirahat, diservis, dan dicek apakah ada sparepart yang rusak atau tidak. Sebaiknya induk betina murai batu diistirahatkan setelah 3-4 kali produksi. Jadi, peternak juga harus memperhatikan kondisi pasangan induknya, dan jangan sekadar memikirkan keuntungan saja.

Di alam liar, murai batu memiliki musim kawin (masa breeding) dalam rentang waktu tertentu, tergantung habitat masing-masing. Dalam kandang penangkaran, murai batu bisa berproduksi sepanjang waktu. Bahkan dalam kurun waktu 1 tahun, sepasang induk bisa berproduksi hingga 8 kali atau lebih. Untuk menjaga kondisi fisik, kesehatan, dan kesuburan (fertilitas), sebaiknya induk betina diistirahatkan jika sudah berproduksi sebanyak 3-4 kali.

Masa istirahat ini bervariasi, bisa dua minggu, atau bahkan satu bulan. Dalam hal ini, induk betina dan jantan dipisah sementara. Misalnya, induk jantan dimasukkan ke dalam sangkar, namun sangkar masih berada di dalam kandang ternak. Dengan demikian, kita tak perlu mengulangi lagi proses penjodohannya.

Jika induk betina dipaksa untuk berproduksi terus-menerus, dikhawatirkan bisa menimbulkan berbagai masalah di kemudian hari. Misalnya induk mati mendadak, banyak anakan yang cacat atau tak mampu bertahan lama, dan lain sebagainya.

trotolan-mb-betina

Meningkatkan kualitas anakan murai batu

Selain masalah produktivitas indukan, perkara lain yang kerap muncul dalam ternak murai batu adalah banyak anakan yang mengalami kelumpuhan, terutama setelah dipanen atau dipisahkan dari induknya. Hal ini kerap terjadi pada anakan yang dipanen terlalu dini, misalnya saat masih berumur 5-6 hari. Pemanenan anakan murai batu pada umur kurang dari 10 hari memang sangat riskan, sehingga kurang dianjurkan terutama untuk penangkar pemula. Pada umur yang masih sangat muda ini, anakan murai akan terus merasa lapar, bahkan frekuensi laparnya bisa kurang dari 30 menit sekali.

Apabila anakan murai diloloh untuk jarak waktu cukup panjang, misalnya satu jam sekali, maka ketika merasa lapar dan tak ada respon dari perawatnya, dia akan berusaha bangkit mencari induk yang sebenarnya sudah tidak ada di dekatnya sejak dipanen. Saat itulah posisi tidurnya sudah berubah. Padahal dalam umur segitu, anakan murai tidak boleh terlalu banyak bergerak.

Akibat yang mungkin terjadi adalah kakinya tertindih oleh tubuhnya sendiri, sehingga menjadi pengkor atau bengkok, bengkak pada lututnya, dan dalam kondisi yang lebih parah bisa mengalami kelumpuhan. Banyak sekali penangkar yang menjumpai kasus kaki pengkor atau lumpuh pada anakan murai, padahal semua kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi, termasuk kalsium.

Karena itu, jika ingin memanen anakan murai dari sarangnya, sebaiknya dilakukan saat umurnya 10 hari atau lebih. Pada usia tersebut, tulang-tulang kaki sudah cukup kuat untuk menopang bobot badannya, sehingga kemungkinan patah atau lumpuh bisa diminimalkan.

Semoga bermanfaat.

 

Solusi Murai Batu Nge-betmen

Solusi Murai Batu Nge-betmen

Burung murai batu yang sering membuka sayap ketika bertemu musuhnya biasa disebut ngebetman. Biasanya pula, kondisi ini dibarengi dengan perilaku burung yang ngejeruji dan/atau turun ke dasar sangkar sambil ngeriwik. Hal ini tentu tidak disukai muraimania, karena mengurangi penampilannya saat dilombakan. Berikut penanganan burung murai batu kerap ngebetman.

Ngebetman, atau dikenal juga dengan istilah ngelowo, sebenarnya merupakan karakter alami yang dimiliki burung bertipe petarung (fighter) seperti murai batu. Kondisi ini hampir sama dengan kacer mbagong. Perilaku ini biasanya muncul jika burung dalam kondisi kurang fit, namun naluri fighternya terlalu tinggi. Kendati demikian, apa sebenarnya penyebab murai batu ngebatman hingga kini belum diketahui secara pasti. Berdasarkan pengalaman para muraimania, kondisi tersebut bisa muncul karena beberapa faktor berikut ini:

  • Murai batu mengalami over birahi (OB).
  • Murai batu kalah mental atau down ketika melihat lawan terlalu agresif.
  • Murai batu belum tuntas masa mabungnya (sedang dorong sayap / ekor), namun dipaksakan diadu bersama burung lain.
  • Murai batu dijemur secara berlebihan, atau melebihi durasi yang dianjurkan.
  • Murai batu terlalu jinak.
  • Sudah bawaan alias karakter dari burung itu sendiri.

murai5

Untuk penanganan murai batu yang terlanjur ngebetman atau ngelowo, terutama di luar faktor jinak, ada beberapa pola perawatan yang bisa diterapkan sesuai dengan penyebab di atas. Murai batu yang over birahi saat ditarungkan cenderung menunjukkan perilaku ngebetman saat melihat lawannya. Untuk mengatasinya, sebaiknya burung diberikan terapi penenangan terlebih dulu. Untuk sementara, jangan paksa jagoan Anda berlomba dulu selama 1-2 bulan, jika kondisinya memang belum siap betul. Terapi yang bisa dilakukan untuk menurunkan birahinya antara lain:

  • Rutin mengembunkan burung setiap pagi hari.
  • Kurangi jatah pakan tambahan /extra fooding (EF) yang bisa memicu birahinya, terutama jangkrik. Adapun pakan yang mengurangi over birahi adalah cacing tanah atau ulat bambu yang diberikan pagi dan sore hari, sampai kondisinya benar-benar pulih kembali.
  • Rutin mengumbar burung dalam kandang umbaran setiap hari.
  • Kurangi durasi penjemurannya.
  • Berikan multivitamin selama masa terapi.

Namun, jika perilaku ngebatman itu bukan disebabkan over birahi, melainkan karena kalah mental saat berlomba di lapangan, lakukan terapi sama seperti di atas. Perbedaannya, EF seperti jangkrik justru diberikan secara ad libitum (tak terbatas), alias semaunya burung. Mungkin burung bisa menghabiskan lebih dari 10 ekor.

Sebab turun mental juga dapat disebabkan burung kekurangan asupan berprotein tinggi seperti jangkrik dan kroto. Untuk sementara murai batu jangan sampai melihat burung sejenis, selama 1-2 bulan. Kalau kondisinya sudah fit, barulah burung diberi perawatan seperti sediakala.

Untuk mencegah agar momongan Anda tidak berperilaku ngebetman saat di lapangan, berikut ini beberapa hal yang mesti diperhatikan:

  • Perhatikan umur murai batu sebelum dilombakan. Burung yang masih muda belum punya pengalaman ketika bertemu lawan-lawannya, terutama yang sudah mapan. Emosinya belum stabil dan terkadang meluap-luap, sehingga burung bisa kelelahan, drop mental, dan berujung ngebetman.
  • Jangan melombakan murai yang belum tuntas masa mabungnya atau sedang beres mabung, terutama ketika sedang proses dorong ekor/sayap. Murai dalam kondisi seperti ini belum memiliki fisik dan stamina yang fit/prima, sehingga rentan mengalami ngebetman atau kalah mental/ngedrop. Hal yang sama berlaku pada murai batu yang terpantau jatuh bulu atau sedang memasuki masa mabungnya.
  • Jika ngebetman itu terjadi akibat murai terlalu lama dijemur, terapi yang mesti dilakukan adalah mengurangi atau menghentikan EF pemicu birahi dan bersifat panas seperti jangkrik dan ulat hongkong. Cukup berikan cacing tanah dan ulat bambu saja. Selain itu, frekuensi mandi sebaiknya ditambah, namun durasi penjemuran dikurangi.
  • Jika ngebetman terjadi akibat murai batu terlampau jinak, maka yang dibutuhkan adalah kemauan si pemilik burung itu sendiri. Contohnya, ketika memberikan jangkrik atau pakan serangga lainnya, sebaiknya jangan langsung disodorkan kepada burung, tetapi cukup dimasukkan ke dalam cepuknya. Dengan demikian, murai bisa berkurang kemanjaannya terhadap pemilik / perawat.  Selain itu, pengumbaran yang teratur juga dapat membuat burung menjadi tidak terlalu jinak.
  • Jika ngebetman terjadi akibat karakter bawaan, nah… ini agak sulit untuk mengatasinya. Salah satunya cara yang bisa dilakukan adalah rutin memberikan multimineral. Hal ini untuk membantu mengatasi masalah metabolisme, sehingga nalurinya sebagai burung fighter akan kembali muncul dan siap untuk ditandingkan.

Itulah beberapa cara penanganan burung murai batu yang kerap ngebetman. Dengan melakukan perawatan secara teratur, maka si murai akan kembali tampil secara maksimal, sehingga bisa membanggakan majikannya.

Semoga bermanfaat.

 

Mengenal Manfaat Buah-Buahan Bagi Burung Murai Batu

Mengenal Manfaat Buah-Buahan Bagi Burung Murai Batu

Murai batu adalah jenis burung ocehan yang gemar memakan serangga seperti telur semut, jangkrik, orong-orong, dan belalang. Sehingga jika diberikan buah sebagai pakan pengganti untuknya kemungkinan besar burung murai batu tidak akan memakannya sama sekali. Tapi semua itu dapat dibalik jika sejak kecil burung murai batu sudah dilatih untuk memakan buah-buahan seperti pir, apel, atau pepaya.

Bagi manusia khasiat buah-buahan sudah tidak diragukan lagi yakni menambah vitamin, memperkuat daya tahan tubuh, dan mampu menjaga organ tubuh dari kerusakan seperti pada mata. Begitu juga dengan murai batu yang jika diberi pakan buah-buahan efeknya sangatlah positif bagi perkembangan dan pertumbuhannya terutama kicauannya yang semakin merdu didengar.

Pemberian buah-buahan untuk disantap burung murai batu memang tidak semudah ketika diberi makan voer atau jangkrik. Sebab bagi murai batu makanan buah-buahan bisa menjadi sesuatu yang sangat asing jika sejak masa lolohan sudah diberi makanan serangga dan voer. Ini terkadang menjadi masalah bagi para pemilik burung murai batu yang ingin menginginkan murai batunya mempunyai suara merdu, rajin berkicau, dan staminanya bertambah.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar burung murai batu mau memakan buah-buahan seperti pir dan pepaya. Yaitu:

  • Buah-buah tersebut seperti pir dan apel dipotong kecil-kecil dan diberikan kepada jangkrik atau ulat yang akan dimakan oleh burung murai batu.
  • Setelah jangkrik atau ulat-ulat tersebut memakan buahnya selanjutnya dapat diberikan kepada burung murai batu yang sedang lapar.
  • Dan akhirnya burung murai batu menyantap jangkrik atau ulat yang sebelumnya telah memakan buah yang mengandung banyak serat dan vitamin tersebut.

Cara lainnya agar burung murai batu mau memakan buah-buahan ialah dengan mencampurkan buah-buahan yang dipotong halus seperti pir dengan voer atau telur semut. Buah yang sudah tercampur dengan voer membuat burung murai batu tidak dapat lagi membeda-bedakan mana yang voer dengan buah pir sehingga ia akan menyantap semuanya. Di samping itu juga bagi anda yang memiliki burung murai batu muda dapat segera mengganti menu makanannya dengan memberikan buah-buahan. Karena dengan dilatih makan buah-buahan sejak muda maka ketika murai batu dewasa ia akan dengan mudah memakan buah-buahan selain memakan serangga dan voer.

Setelah membicarakan mengenai cara menyajikan buah-buahan agar murai batu mau memakannya selanjutnya kita akan membahas manfaat buah-buahan bagi burung murai batu yang menyantapnya. Seperti buah pepaya manfaatnya bagi burung murai batu ialah dapat menurunkan tingkat birahi burung murai batu walaupun kecil. Hal ini disebabkan buah pepaya dapat menyejukkan tenggorokan dan perut. Sama halnya dengan buah apel dan pir yang bermanfaat untuk menggacorkan kicauan burung murai batu. Rajin memberikan buah apel dan pir kepada burung murai batu dapat menajamkan kicauannya semakin keras dan melengking merdu dengan diberikan maksimal tiga kali seminggu.

Kalau burung murai batu yang terlihat kurus dapat diberikan buah pisang untuk menggemukkan burung murai batu. Hal ini disebabkan buah pisang banyak mengandung kalori sehingga sangat ampuh untuk menambah berat badan burung dan menjaga staminanya agar tidak mudah loyo.

Nah, jelas sudah bahwa buah-buahan sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan burung murai batu yang menyantapnya. Jadi bagi anda yang mempunyai burung murai batu tak salah memadukan menu makanannya dengan memasukkan buah-buahan sebagai daftar menu wajib untuk dimakan burung murai batu. Selamat mencoba!

Membuat Penangkaran Murai Batu Sederhana dan Mudah

Membuat Penangkaran Murai Batu Sederhana dan Mudah

Meski saat ini semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya tetap bagus. Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin hari semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal, apalagi untuk dibawa ke arena lomba.

Sementara anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang sudah siap masuk arena lomba.

Untuk penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan murai batu harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus. Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi juga penangkar yang sudah mapan atau para penangkar pemula.

Tentu saja, agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk. Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain, diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi dengan ada warna putih di ekornya.

Untuk memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:

Penampang dalam kandang murai batu.

Keterangan:

A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.

C = Atap tertutup

D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)

E= Wadah air (untuk mandi)

F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum

G=Tangkringan

Panjang x lebar x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.

Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.

Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.

Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.

Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.

Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.

Penampang luar kandang penangkaran murai batu.

Keterangan:

  1. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
  2. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
  3. Papan/tembok tertutup
  4. Pintu untuk keluar masuk orang.

KOTAK SARANG

Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:

Kotak sarang murai batu

Wadah sarang untuk murai batu

Wadah sarang dari bambu

KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT

Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:

BAHAN PENYUSUN SARANG:

Di dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang kering.

Tips Merawat Murai Batu Sebelum dan Sesudah Kontes

Tips Merawat Murai Batu Sebelum dan Sesudah Kontes

Murai Batu memang sedang naik daun di beberapa tahun terakhir. Perawatan yang harus dilakukan sehari-hari dan saat akan mengikuti kontes adalah aspek harus diberi perhatian khusus. Agar tentu saja, performa saat kontes dapat prima dan setelahnya, kesehatan Murai Batu tetap terjaga. Berikut ini adalah tips apabila anda ingin mengikutseratakan si Murai Batu dalam kontes kicau burung.

ternak murai batu
  1. H-1 mandikan Murai Batu antara jam 19:00 hingga 20:00.
  2. H-2 sebelum kontes, menjemur burung tidak boleh lebih dari 30 menit.
  3. H-3 sebelum kontes, berilah burung makanan berupa jangkrik lebih banyak, yaitu 5 ekor pada pagi hari dan 4 ekor pada sore hari.
  4. Isolasi burung mulai H-6 kontes, usahakan jangan sampai burung melihat atau mendengar suara Murai Batu yang lain.
  5. Satu jam sebelum digatang di kontes, berilah si Murai makan berupa jangkrik 3-5 ekor, serta ulat Hongkong 6-15 ekor.
  6. Jika burung turun lomba kembali, berikan lagi jangkrik 2 ekor.

 

Nah, jika telah usai masa kontes, kembalikan setelan perawatan, makanan dan EF seperti semula. Jangan lupa untuk menambahkan vitamin seminggu sekali. Namun jika kondisi si Murai drop pasca kontes, berikut tips yang dapat anda coba di rumah.

  1. Tingkatkan jumlah pemberian jangkrik menjadi 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor pada sore hari.
  2. Tingkatkan pemberian kroto menjadi 3 kali dalam seminggu.
  3. Berikan kelabang 2 ekor dalam seminggu.
  4. Mandikan burung 2 hari sekali saja.
  5. Jaga burung agar tidak melihat dan mendengar suara burung lainnya.
  6. Jemur burung selama 2 hingga 3 jam setiap paginya.
  7. Berikan vitamin dan mineral secara rutin.
Stelan Harian Murai Batu

Stelan Harian Murai Batu

Murai Batu (Copsychus malabaricus) adalah jenis burung yang banyak ditemui di daerah Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan beberapa bagian di pulau Jawa. Murai batu merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses). Karena itu saat pertama kali membawanya ke rumah, burung ini akan beradaptasi dengan mudah.

Jika anda baru saja memiliki Murai Batu, berikut adalah cara-cara perawatan sederhana yang dapat anda lakukan di rumah. Selamat mencoba!

 

  1. 07:00 – 07:30 angin-anginkan burung di teras rumah.
  2. 07:30 mandikan burung di keramba mandi, atau semprot burung menggunakan spray lembut.
  3. Bersihkan kandang burung setiap hari, ganti atau tambahkan voer dan air minumnya.
  4. Berikan 4 ekor jangkrik pada cepuk EF (ekstra food).
  5. Penjemuran bisa dilakukan selama 1 hingga 2 jam, mulai jam 08:00 pagi. Selama dijemur, sebaiknya burung tidak melihat burung yang sejenis.
  6. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung di teras rumah selama 20 menit. Kemudian dikerodong.
  7. Pada siang atau sore hari, burung bisa dimaster dengan suara master atau suara burung-burung master.
  8. Setelah dimaster, angin-anginkan burung lalu mandikan lagi bila perlu.
  9. Berikan 2 ekor jangkrik pada cepuk EF.
  10. Senja hari pukul 18:00 burung kembali dikerodong sambil diperdengarkan suara master hingga esok paginya.
Tentang Murai Batu

Tentang Murai Batu

Murai Batu (Copsychus malabaricus), juga dikenal sebagai Kucica Hutan termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara yaitu Kucica Alis-putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.

Di habitat aslinya Kucica Hutan atau sering di sebut burung Murai Batu cenderung memilih hutan alam yang rapat atau hutan sekunder. Murai batu merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai burung teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses). Burung murai batu memiliki suara kicauan yang bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas nyanyiannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Burung murai batu merupakan kelompok burung yang di gemari di kalangan para pecinta kicauan karena memiliki suara atau spesifikasi kicauan yang sangat baik.

Burung murai batu memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif.

Untuk daerah Sumatra khususnya, banyak sekali di temukan burung jenis Murai Batu, seperti burung Murai Batu Aceh, Murai Batu Medan , burung Murai Nias dan Murai Batu Lampung.

Penyebaran burung Murai Batu di Pulau Jawa saat ini sangat terbatas dan hanya di temukan di beberapa tempat yang berhutan, seperti di tempat-tempat konservasi atau tempat wisata alam contohnya seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru Betiri dan Hutan Wisata Pananjung Pangandaran.

Tentang Kami

Selamat datang di klinikburung.com. Tim kami berisi orang-orang terbaik dalam bidang birds-care, khususnya perawatan, makanan serta obat-obatan. Klinikburung.com berada di bawah naungan PT. Alami Tri Tunggal Abadi.

Artikel Terakhir

Galeri

Copyright 2019 KlinikBurung.com

Designed by BHINTARA