Solusi
Tuntas bagi Para

Pecinta
Burung yang Cerdas

Istirahatkan Indukan Murai Setelah 3-4 Kali Produksi

Istirahatkan Indukan Murai Setelah 3-4 Kali Produksi

Persaingan murai batu tak hanya terjadi di lapangan alias arena lomba, latpres, dan latber burung kicauan. Kalangan breeder/penangkar/peternak murai pun bersaing dalam menghasilkan anakan murai batu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Para pemain umumnya lebih menyukai breeder murai batu yang fokus pada kualitas, terlebih jika memiliki indukan trah prestasi alias trah jawara.

Nah, ketika permintaan meningkat, para breeder murai batu trah juara pun tergoda untuk menghasilkan anakan sebanyak-banyaknya. Cara yang dilakukan antara lain menambah jumlah pasangan induk. Namun tidak sedikit pula yang mengambil jalan pintas dengan memforsir pasangan induk agar terus-menerus berproduksi, nyaris tanpa istirahat kecuali saat mabung.

ternak-murai-batu

Cara yang disebut pertama lebih dianjurkan daripada memforsir indukan agar terus-menerus berproduksi. Soalnya burung bukanlah mesin produksi yang bisa dipergunakan secara terus-menerus. Bahkan mesin produksi pun secara berkala menjalani masa istirahat, diservis, dan dicek apakah ada sparepart yang rusak atau tidak. Sebaiknya induk betina murai batu diistirahatkan setelah 3-4 kali produksi. Jadi, peternak juga harus memperhatikan kondisi pasangan induknya, dan jangan sekadar memikirkan keuntungan saja.

Di alam liar, murai batu memiliki musim kawin (masa breeding) dalam rentang waktu tertentu, tergantung habitat masing-masing. Dalam kandang penangkaran, murai batu bisa berproduksi sepanjang waktu. Bahkan dalam kurun waktu 1 tahun, sepasang induk bisa berproduksi hingga 8 kali atau lebih. Untuk menjaga kondisi fisik, kesehatan, dan kesuburan (fertilitas), sebaiknya induk betina diistirahatkan jika sudah berproduksi sebanyak 3-4 kali.

Masa istirahat ini bervariasi, bisa dua minggu, atau bahkan satu bulan. Dalam hal ini, induk betina dan jantan dipisah sementara. Misalnya, induk jantan dimasukkan ke dalam sangkar, namun sangkar masih berada di dalam kandang ternak. Dengan demikian, kita tak perlu mengulangi lagi proses penjodohannya.

Jika induk betina dipaksa untuk berproduksi terus-menerus, dikhawatirkan bisa menimbulkan berbagai masalah di kemudian hari. Misalnya induk mati mendadak, banyak anakan yang cacat atau tak mampu bertahan lama, dan lain sebagainya.

trotolan-mb-betina

Meningkatkan kualitas anakan murai batu

Selain masalah produktivitas indukan, perkara lain yang kerap muncul dalam ternak murai batu adalah banyak anakan yang mengalami kelumpuhan, terutama setelah dipanen atau dipisahkan dari induknya. Hal ini kerap terjadi pada anakan yang dipanen terlalu dini, misalnya saat masih berumur 5-6 hari. Pemanenan anakan murai batu pada umur kurang dari 10 hari memang sangat riskan, sehingga kurang dianjurkan terutama untuk penangkar pemula. Pada umur yang masih sangat muda ini, anakan murai akan terus merasa lapar, bahkan frekuensi laparnya bisa kurang dari 30 menit sekali.

Apabila anakan murai diloloh untuk jarak waktu cukup panjang, misalnya satu jam sekali, maka ketika merasa lapar dan tak ada respon dari perawatnya, dia akan berusaha bangkit mencari induk yang sebenarnya sudah tidak ada di dekatnya sejak dipanen. Saat itulah posisi tidurnya sudah berubah. Padahal dalam umur segitu, anakan murai tidak boleh terlalu banyak bergerak.

Akibat yang mungkin terjadi adalah kakinya tertindih oleh tubuhnya sendiri, sehingga menjadi pengkor atau bengkok, bengkak pada lututnya, dan dalam kondisi yang lebih parah bisa mengalami kelumpuhan. Banyak sekali penangkar yang menjumpai kasus kaki pengkor atau lumpuh pada anakan murai, padahal semua kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi, termasuk kalsium.

Karena itu, jika ingin memanen anakan murai dari sarangnya, sebaiknya dilakukan saat umurnya 10 hari atau lebih. Pada usia tersebut, tulang-tulang kaki sudah cukup kuat untuk menopang bobot badannya, sehingga kemungkinan patah atau lumpuh bisa diminimalkan.

Semoga bermanfaat.

 

Mengenal Manfaat Buah-Buahan Bagi Burung Murai Batu

Mengenal Manfaat Buah-Buahan Bagi Burung Murai Batu

Murai batu adalah jenis burung ocehan yang gemar memakan serangga seperti telur semut, jangkrik, orong-orong, dan belalang. Sehingga jika diberikan buah sebagai pakan pengganti untuknya kemungkinan besar burung murai batu tidak akan memakannya sama sekali. Tapi semua itu dapat dibalik jika sejak kecil burung murai batu sudah dilatih untuk memakan buah-buahan seperti pir, apel, atau pepaya.

Bagi manusia khasiat buah-buahan sudah tidak diragukan lagi yakni menambah vitamin, memperkuat daya tahan tubuh, dan mampu menjaga organ tubuh dari kerusakan seperti pada mata. Begitu juga dengan murai batu yang jika diberi pakan buah-buahan efeknya sangatlah positif bagi perkembangan dan pertumbuhannya terutama kicauannya yang semakin merdu didengar.

Pemberian buah-buahan untuk disantap burung murai batu memang tidak semudah ketika diberi makan voer atau jangkrik. Sebab bagi murai batu makanan buah-buahan bisa menjadi sesuatu yang sangat asing jika sejak masa lolohan sudah diberi makanan serangga dan voer. Ini terkadang menjadi masalah bagi para pemilik burung murai batu yang ingin menginginkan murai batunya mempunyai suara merdu, rajin berkicau, dan staminanya bertambah.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar burung murai batu mau memakan buah-buahan seperti pir dan pepaya. Yaitu:

  • Buah-buah tersebut seperti pir dan apel dipotong kecil-kecil dan diberikan kepada jangkrik atau ulat yang akan dimakan oleh burung murai batu.
  • Setelah jangkrik atau ulat-ulat tersebut memakan buahnya selanjutnya dapat diberikan kepada burung murai batu yang sedang lapar.
  • Dan akhirnya burung murai batu menyantap jangkrik atau ulat yang sebelumnya telah memakan buah yang mengandung banyak serat dan vitamin tersebut.

Cara lainnya agar burung murai batu mau memakan buah-buahan ialah dengan mencampurkan buah-buahan yang dipotong halus seperti pir dengan voer atau telur semut. Buah yang sudah tercampur dengan voer membuat burung murai batu tidak dapat lagi membeda-bedakan mana yang voer dengan buah pir sehingga ia akan menyantap semuanya. Di samping itu juga bagi anda yang memiliki burung murai batu muda dapat segera mengganti menu makanannya dengan memberikan buah-buahan. Karena dengan dilatih makan buah-buahan sejak muda maka ketika murai batu dewasa ia akan dengan mudah memakan buah-buahan selain memakan serangga dan voer.

Setelah membicarakan mengenai cara menyajikan buah-buahan agar murai batu mau memakannya selanjutnya kita akan membahas manfaat buah-buahan bagi burung murai batu yang menyantapnya. Seperti buah pepaya manfaatnya bagi burung murai batu ialah dapat menurunkan tingkat birahi burung murai batu walaupun kecil. Hal ini disebabkan buah pepaya dapat menyejukkan tenggorokan dan perut. Sama halnya dengan buah apel dan pir yang bermanfaat untuk menggacorkan kicauan burung murai batu. Rajin memberikan buah apel dan pir kepada burung murai batu dapat menajamkan kicauannya semakin keras dan melengking merdu dengan diberikan maksimal tiga kali seminggu.

Kalau burung murai batu yang terlihat kurus dapat diberikan buah pisang untuk menggemukkan burung murai batu. Hal ini disebabkan buah pisang banyak mengandung kalori sehingga sangat ampuh untuk menambah berat badan burung dan menjaga staminanya agar tidak mudah loyo.

Nah, jelas sudah bahwa buah-buahan sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan burung murai batu yang menyantapnya. Jadi bagi anda yang mempunyai burung murai batu tak salah memadukan menu makanannya dengan memasukkan buah-buahan sebagai daftar menu wajib untuk dimakan burung murai batu. Selamat mencoba!

Membuat Penangkaran Murai Batu Sederhana dan Mudah

Membuat Penangkaran Murai Batu Sederhana dan Mudah

Meski saat ini semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya tetap bagus. Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin hari semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal, apalagi untuk dibawa ke arena lomba.

Sementara anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang sudah siap masuk arena lomba.

Untuk penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan murai batu harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus. Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi juga penangkar yang sudah mapan atau para penangkar pemula.

Tentu saja, agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk. Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain, diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi dengan ada warna putih di ekornya.

Untuk memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:

Penampang dalam kandang murai batu.

Keterangan:

A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.

C = Atap tertutup

D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)

E= Wadah air (untuk mandi)

F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum

G=Tangkringan

Panjang x lebar x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.

Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.

Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.

Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.

Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.

Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.

Penampang luar kandang penangkaran murai batu.

Keterangan:

  1. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
  2. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
  3. Papan/tembok tertutup
  4. Pintu untuk keluar masuk orang.

KOTAK SARANG

Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:

Kotak sarang murai batu

Wadah sarang untuk murai batu

Wadah sarang dari bambu

KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT

Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:

BAHAN PENYUSUN SARANG:

Di dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang kering.

Tentang Kami

Selamat datang di klinikburung.com. Tim kami berisi orang-orang terbaik dalam bidang birds-care, khususnya perawatan, makanan serta obat-obatan. Klinikburung.com berada di bawah naungan PT. Alami Tri Tunggal Abadi.

Artikel Terakhir

Galeri

Copyright 2019 KlinikBurung.com

Designed by BHINTARA