Nenek moyang dari semua kenari yang ada sekarang (serinus canaria) merupakan generasi anak cucu kenari liar (serinus serinus) yang dapat ditemukan berkembang biak dengan bebas di Kepulauan Canary dan di daratan bagian timur laut Afrika. Kenari bukanlah burung aseli Kepulauan Canary, tetapi sengaja diperkenalkan sebagai burung kepulauan tersebut. Awalnya, ada sebuah kapal dengan sejumlah kandang sarat kenari karam di dekat pulau dan seorang pelaut melepaskan burung-burung itu dengan maksud agar tidak mati tenggelam. Banyak di antara burung tersebut mendarat ke pulau terdekat dan di sana mereka menemukan banyak makanan dan iklim yang cocok untuk berkembang biak.
Ketika bangsa Spanyol tahu mengenai burung kenari, mereka mulai menangkapi burung kenari dan menangarkannya.. Kenari menjadi burung peliharaan yang bernilai dan segera menjadi populer, terutama ketika varietas kanari kuning, cokelat dan merah diciptakan. Di Indonesia, penyebaran burung kenari dibawa oleh bangsa Belanda yang masuk ke Indonesia. Mereka kebanyakan membawa kenari yang bertubuh besar yaitu jenis Yorkshire. Seiring dengan berjalannya waktu, kenari diternakkan dan disilangkan dengan kenari jenis lokal. Muncullah istilah kenari lokal, lokal super, F1, dan kenari Yorkshire. Sederhananya, kenari lokal adalah baju ukuran S, lokal super ukuran M, F1 ukuran L, dan kenari Yorkshire ukuran XL.
Selain postur, burung kenari juga terkenal karena warna dan suaranya yang merdu. Warnanya bermacam-macam, kuning, hijau, putih, star blue, merah, dan sunkiss. Ada juga yang merupakan kombinasi beberapa warna tersebut. Untuk suaranya, burung kenari adalah burung yang memiliki suara asli. Tapi bisa juga diisi dengan suara masteran. Untuk perawatan, burung kenari adalah jenis burung yang cukup mudah dipelihara atau diternakkan.